Rabu, 02 April 2014

Mengusir Jin Pengganggu

Hari Senin yang baru lalu, ketika libur long weekend, kami sekeluarga berkunjung ke rumah kerabat di daerah Bintaro. Meskipun tidak jauh, namun ternyata lokasi rumah kerabat tersebut sudah berada di provinsi lain, yakni di provinsi Banten, tepatnya di Kota Tangerang Selatan.
Cuaca hari itu sangat panas, namun menjelang sore hari hujan mengguyur Bintaro dan sekitarnya dalam waktu yang sangat singkat, sesingkat 5 menit. Segera setelah itu, kondisi udara menjadi sangat lembab dan suhu udara menjadi lebih panas.
Karena kelembapan yang tinggi tersebut, keponakan kami yang baru berumur kurang dari 9 bulan, rewel dan moody. Satu saat dapat tersenyum dan tertawa-tawa, namun dalam sekejap menjadi sedih dan menangis, tanpa sebab yang jelas. Saya sebagai orang Jawa menganggap kondisi si anak sedang sumeng, atau meriang. Nenek dan kakek dari si kecil mengatakan si kecil abok, yang dalam bahasa Padang, memiliki arti yang sama dengan demam. Anehnya, si kecil TSR (nama keponakan kami), badannya tidak terasa panas.
Ketika menunaikan sholat Maghrib, setelah sejenak berzikir, nampak sosok menakutkan yang berdiri di depan pagar rumah kerabat kami tersebut, dan bagi saya yang terbiasa melihat sosok menakutkan, duduk perkara rewelnya di Talu menjadi jelas. Ternyata, ketika menjelang senja tadi, si kecil diajak bermain di halaman rumah, dan dengan suasana lembab, para setan (bhs arab: penggoda) dari golongan jin berkeliaran di sekitar rumah. Kondisi samar-samar, menjadi kondisi ideal dan disukai oleh para mahluk dari golongan jin, sehingga di sore hari yang lembap namun bersuhu panas tersebut, mereka pun keluar dari sarangnya dan berkeliaran, dan di antaranya ada yang 'tersesat' dan terlihat di alam manusia. Mereka-mereka yang 'tersesat' ini lah yang sering dilihat oleh mereka-mereka yang 'awas' (clairvoyance) dan juga anak-anak kecil (yang murni dan polos) yang tidak terdapat hijab (penghalang) antara inderanya dengan alam lain.
Mengetahui penyebab kerewelan keponakan tersebut, saya tahu yang harus dilakukan, dan dengan nikmat dari Allah SWT, si mahluk seram pergi dari tempat di mana dia menampakkan diri. Setelah itu, si kecil tidak lagi rewel dan moody, dan dapat tidur dengan nyenyak. Karena saya tidak mungkin melakukan ruqyah pada si anak (karena ketidakpercayaan orang tuanya dan saya kuatir dikatakan sok pintar atau sok ndukun), yang saya lakukan  terhadap si kecil adalah menghilangkan penyebab kerewelannya. Saya mengusir si jin penggoda!

Moral of the story:

  1. Jangan mudah menyalahkan kondisi seseorang, jikalau diperkirakan ada yang tidak beres. Cobalah melihat keluar (thinking out of the box);
  2. Nampaknya pesan orang tua jaman dulu benar adanya, untuk tidak bermain di luar di saat senja/maghrib/sambikolo. Di waktu yang remang-remang tersebut, para mahluk dari golongan jin menemukan kondisi ideal bagi mereka untuk beraktivitas.