Sabtu, 07 Januari 2017

Sebentuk Batu Cincin dari Guru Mulia (Maya) - Jilid II


Membaca postingan saya di bulan Mei 2016, saya teringat kembali akan batu saya ini, yang merupakan salah satu kesayangan saya. Maklum, saya cuma punya 5 batu yang saya ikat, dan batu inilah yang paling sering saya pakai.

Ada hal yang aneh dari batu ini, yakni ketika diletakkan, batu ini terlihat mengkilap, dan sangat menarik hati. Namun, ketika dipakai, beberapa waktu kemudian, kilap akan memudar, dan batu tidak lagi mengkilap. Ketika batu itu dilepas beberapa lama, maka kilap batu tersebut akan kembali.
Saya menanyakan hal ini kepada seorang ahli kristal yang saya kenal, dan menurut beliau, batu ini bersifat menyerap, dan ketika dipakai, dia akan menyerap energi negatif yang dimiliki atau dipancarkan oleh orang yang menggunakannya. Ketika dicopot/dilepaskan, perlahan-lahan, batu ini melepaskan energi negatif yang telah dilepaskannya dan kilap dan keindahan alami batu ini akan kembali ke sediakala.





Kiranya ada yang berminat memanfaatkan batu ini, bisa 'meminjamnya' atau membelinya dari saya, karena saya sedang memerlukan uang untuk beberapa kebutuhan mendesak. Silakan WhatsApp atau telpon ke 082210339718. Mohon tidak menghina saya, karena saya sedang berikhtiar menyelesaikan permasalahan kehidupan saya. Saya mengharapkan penawaran langsung dari peminat, dan cocok atau tidaknya akan saya sampaikan. Pengganti batu ini diharapkan tinggi nilainya, karena nilai sentimental dari batu tersebut.

Rabu, 04 Januari 2017

Barang Tarikan (dari Gaib)

Sudah 4 tahun belakangan ini saya aktif secara tidak langsung dengan praktek supranatural. Seorang teman kerja, sebut saja namanya Sutar, mengenalkan saya dengan gurunya, Abah, yang ahli dalam urusan supranatural dan ghaib. Urusan yang biasanya ditangani oleh Abah adalah penyakit non medis akibat serangan gaib, baik yang dilakukan seseorang (santet), atau pun akibat mahluk gaib yang memang mengganggu seseorang karena hak-haknya terlanggar, seperti sembarangan dalam memotong pohon, meludah sembarangan, tidak beruluk salam ketika memasuki daerah tertentu, dan lain sebagainya.

Abah juga dapat membantu menghilangkan gangguan ghaib dari sebuah properti yang menganggu pemilik atau pun penghuni property tersebut. Jika di sebuah rumah ada penghuni ghaib yang sering mengganggu, maka Abah dapat melakukan intervensi untuk menghentikan gangguan tersebut, dengan cara-cara yang cukup unik (menurut saya). Dari praktek pertolongan yang dilakukan oleh Abah, seringkali para murid dan pasiennya mendapatkan benda-benda ghaib. Menurut Abah, benda-benda tersebut berasal dari mahkuk gaib yang ‘dikalahkannya’ dalam upayanya membantu pasien atau muridnya. 

Sering kali benda-benda gaib yang didapat itu juga merupakan barang ‘kiriman’ dari musuh si pasien yang tega berlaku keji untuk menyakiti atau membuat menderita pasien abah. Bentuk dari benda-benda gaib tersebut beraneka ragam, seperti keris, cundrik, batu, paku, minyak wangi, kembang, patung perunggu, kepala tombak, bahkan pocongan mini yang isinya tanah dan rambut serta paku-paku berkarat. Benda-benda tersebut bisa saja datang satu per satu dalam satu kasus, atau datang bersamaan dalam satu kasus, tergantung apa yang bisa diwujudkan oleh Abah. Kawan saya Sutar, dalam berbagai kasus yang dialaminya sering sekali mendapatkan batu akik dari ghaib, dan olehnya, batu-batu akik tersebut seluruhnya dipasangi ‘emban’ (cincin) dan Sutar bangga dengan cincin-cincinnya tersebut.

Terlepas dari benar atau tidaknya benda tersebut dari ghaib, dan sesuai atau tidaknya praktek yang dilakukan Abah, saya melihat bahwa benda-benda yang ‘diberi’ atau ‘direbut’ dari gaib, tidak ada yang mempunyai nilai estetika. Batu-batu cincin yang menjadi kebanggan dari teman saya Sutar, tidak ada satu pun yang indah dan layak dijadikan perhiasan. Kesemuanya berasal dari kasta terendah dari batu akik atau pun batu mulia yang layak dijadikan perhiasan. Namun demikian, menurut Abah, batu-batu tersebut mempunyai khasiat tertentu, karena diberikan oleh mahluk gaib yang biasanya merupakan orang-orang ‘berilmu’ yang telah berpindah alam (mati). Ada batu dari Syekh A, dengan khasiat pengasihan; ada batu akik dari Maulana B, dengan khasiat meningkatkan kewibawaan dan lain sebagainya. Karena khasiat-khasiat dari barang-barang tersebut, rekan saya dengan bangga selalu membuatkan ikatan bagi batu-batu yang didapatkannya dari Abah, walaupun secara estetika dan nilai, dapat dikatakan batu-batu tersebut tidak ada nilainya sama sekali. Di pasar akik yang sangat terkenal di Jakarta Timur, batu-batu yang ‘ditarik’ Abah tersebut, harganya hanya sekitar 10-25 ribu rupiah dan nilainya tidak meningkat, meskipun Sutar mengikatnya dengan perak di pengrajin perak langganannya dengan harga per ikatan 600 ribu rupiah.

Dari 'interaksi' dengan gaib selama beberapa tahun belakangan ini, saya mempunyai hipotesa (kesimpulan sementara) bahwa barang-barang hasil ‘tarikan’ dari alam gaib itu merupakan barang-barang jelek yang sudah tidak lagi disukai oleh mahluk gaib yang dulu memilikinya. Dari pada ‘mahluk gaib’ tersebut kehilangan Batu Bacan kesukaannya (yang harganya masih mahal), lebih baik dia berikan saja batu merah siam yang dulu pernah dia sukai, karena sudah tidak bernilai.
Hipotesa di atas saya ambil dari hasil pengajian saya dari Ustad saya dulu yang mengatakan bahwa mahluk gaib dari bangsa jin juga mempunyai kesukaan yang sama dengan manusia dalam menghargai batu-batu akik dan batu mulia. Bahkan mereka, bangsa Jin, rela bertempat tinggal di batu tersebut, seperti pada batu Mirah Delima, yang hingga saat ini masih dipercaya mempunyai khasiat luar biasa, dan harganya pun luar biasa mahalnya.

Hingga saat ini, jikalau ada orang yang membanggakan perhiasannya yang asalnya dari dunia gaib, maka saya selalu berkata dalam hati bahwa barangnya pasti jelek, dan orang tersebut telah dibodohi oleh Jin/mahluk gaib. Saya sendiri suka dengan barang tarikan, yang saya bisa "tarik" (minta dengan setengah memaksa) dari orang-orang yang saya kenal. Salah satunya cincin Yaman madu yang ada di blog ini juga.

Wallahua’alam bissawab.