Sudah 4 tahun belakangan ini saya
aktif secara tidak langsung dengan praktek supranatural. Seorang teman kerja,
sebut saja namanya Sutar, mengenalkan saya dengan gurunya, Abah, yang ahli
dalam urusan supranatural dan ghaib. Urusan yang biasanya ditangani oleh Abah
adalah penyakit non medis akibat serangan gaib, baik yang dilakukan seseorang
(santet), atau pun akibat mahluk gaib yang memang mengganggu seseorang karena
hak-haknya terlanggar, seperti sembarangan dalam memotong pohon, meludah
sembarangan, tidak beruluk salam ketika memasuki daerah tertentu, dan lain
sebagainya.
Abah juga dapat membantu
menghilangkan gangguan ghaib dari sebuah properti yang menganggu pemilik atau
pun penghuni property tersebut. Jika di sebuah rumah ada penghuni ghaib yang
sering mengganggu, maka Abah dapat melakukan intervensi untuk menghentikan
gangguan tersebut, dengan cara-cara yang cukup unik (menurut saya). Dari praktek pertolongan yang
dilakukan oleh Abah, seringkali para murid dan pasiennya mendapatkan
benda-benda ghaib. Menurut Abah, benda-benda tersebut berasal dari mahkuk gaib
yang ‘dikalahkannya’ dalam upayanya membantu pasien atau muridnya.
Sering kali
benda-benda gaib yang didapat itu juga merupakan barang ‘kiriman’ dari musuh si
pasien yang tega berlaku keji untuk menyakiti atau membuat menderita pasien
abah. Bentuk dari benda-benda gaib tersebut beraneka ragam, seperti keris, cundrik, batu, paku,
minyak wangi, kembang, patung perunggu, kepala tombak, bahkan pocongan mini
yang isinya tanah dan rambut serta paku-paku berkarat. Benda-benda tersebut
bisa saja datang satu per satu dalam satu kasus, atau datang bersamaan dalam
satu kasus, tergantung apa yang bisa diwujudkan oleh Abah. Kawan saya Sutar,
dalam berbagai kasus yang dialaminya sering sekali mendapatkan batu akik dari
ghaib, dan olehnya, batu-batu akik tersebut seluruhnya dipasangi ‘emban’
(cincin) dan Sutar bangga dengan cincin-cincinnya tersebut.
Terlepas dari benar atau tidaknya
benda tersebut dari ghaib, dan sesuai atau tidaknya praktek yang dilakukan
Abah, saya melihat bahwa benda-benda yang ‘diberi’ atau ‘direbut’ dari gaib,
tidak ada yang mempunyai nilai estetika. Batu-batu cincin yang menjadi kebanggan
dari teman saya Sutar, tidak ada satu pun yang indah dan layak dijadikan
perhiasan. Kesemuanya berasal dari kasta terendah dari batu akik atau pun batu
mulia yang layak dijadikan perhiasan. Namun demikian, menurut Abah, batu-batu
tersebut mempunyai khasiat tertentu, karena diberikan oleh mahluk gaib yang
biasanya merupakan orang-orang ‘berilmu’ yang telah berpindah alam (mati). Ada batu
dari Syekh A, dengan khasiat pengasihan; ada batu akik dari Maulana B, dengan
khasiat meningkatkan kewibawaan dan lain sebagainya. Karena khasiat-khasiat
dari barang-barang tersebut, rekan saya dengan bangga selalu membuatkan ikatan
bagi batu-batu yang didapatkannya dari Abah, walaupun secara estetika dan
nilai, dapat dikatakan batu-batu tersebut tidak ada nilainya sama sekali. Di pasar
akik yang sangat terkenal di Jakarta Timur, batu-batu yang ‘ditarik’ Abah tersebut,
harganya hanya sekitar 10-25 ribu rupiah dan nilainya tidak meningkat, meskipun
Sutar mengikatnya dengan perak di pengrajin perak langganannya dengan harga per
ikatan 600 ribu rupiah.
Dari 'interaksi' dengan gaib selama
beberapa tahun belakangan ini, saya mempunyai hipotesa (kesimpulan sementara)
bahwa barang-barang hasil ‘tarikan’ dari alam gaib itu merupakan barang-barang jelek
yang sudah tidak lagi disukai oleh mahluk gaib yang dulu memilikinya. Dari pada
‘mahluk gaib’ tersebut kehilangan Batu Bacan kesukaannya (yang harganya masih
mahal), lebih baik dia berikan saja batu merah siam yang dulu pernah dia sukai,
karena sudah tidak bernilai.
Hipotesa di atas saya ambil dari
hasil pengajian saya dari Ustad saya dulu yang mengatakan bahwa mahluk gaib
dari bangsa jin juga mempunyai kesukaan yang sama dengan manusia dalam
menghargai batu-batu akik dan batu mulia. Bahkan mereka, bangsa Jin, rela
bertempat tinggal di batu tersebut, seperti pada batu Mirah Delima, yang hingga
saat ini masih dipercaya mempunyai khasiat luar biasa, dan harganya pun luar
biasa mahalnya.
Hingga saat ini, jikalau ada
orang yang membanggakan perhiasannya yang asalnya dari dunia gaib, maka saya
selalu berkata dalam hati bahwa barangnya pasti jelek, dan orang tersebut telah
dibodohi oleh Jin/mahluk gaib. Saya sendiri suka dengan barang tarikan, yang saya bisa "tarik" (minta dengan setengah memaksa) dari orang-orang yang saya kenal. Salah satunya cincin Yaman madu yang ada di blog ini juga.
Wallahua’alam bissawab.