Bismillahirrohmannirrohim,
Beberapa bulan terakhir ini, atas anjuran dan ajaran guru kami yang bermukim di Serang, kami mendawamkan membaca Surat Al-Waqiah dan juga Surat Al-Mulk. Faidah membaca Surat Al Waqiah dan Al Mulk bisa didapatkan di banyak referensi hasil googling di internet.
Selama kami membaca kedua surat itu selama 100 hari belakangan ini, kami membawa serta beberapa batu yang kami miliki, dan kami percaya batu-batu kami tersebut mendapatkan resonansi getaran (positif) Surat Al Waqiah. Pada ujungnya, batu-batu ini pun akan menularkan getaran baik tersebut kepada pemakainya.
Batu-batu yang kami miliki tersebut adalah: Jahanam Loloda (1 buah lose stone)
Jahanam Loloda (1 buah sudah diikat)
Lumut Suliki (1 buah batu lepas)
dan Batu mirip Getah Katilayu (1 buah batu lepas)
serta Giok Papua (1 buah batu lepas)
Kyai kami yang berada di Serang sudah mengunci energi kedua Surat mulia dari Al Quran pada keseluruhan batu di atas, dan insya Allah keseluruhan batu ini mempunyai vibrasi/getaran seperti kebaikan energi kedua surat. Silakan dideteksi keberadaan energi tersebut, dan jika anda berminat, silakan hubungi kami untuk memahari satu atau keseluruhan batu-batu tersebut. Kami bisa dihubungi melalui melalui WA: 082210339718. Kami persilakan anda mengamati dan mendeteksi energi batu-batu tersebut, dan jika anda berminat memahar, anda benar-benar sudah yakin akan manfaatnya. Anda bisa datang langsung atau pun melakukan pendeteksian jarak jauh. Yakin dulu baru memaharkan.
Mohon abaikan keberadaan bunga di sekeliling batu. Kami sengaja mengambil gambar batu tersebut di antara bunga, agar terlihat kontrasnya.
Memperkenalkan khasiat dan manfaat beberapa kayu yang ada di Indonesia, yang dapat menjadi alternatif dalam pengobatan atau pun kegunaan lainnya.
Sabtu, 01 April 2017
Jumat, 24 Maret 2017
Sebentuk Batu Cincin dari Guru Mulia (Maya) - Jilid III
Saya baru ngeblog lagi, dan kali ini kembali dengan entri terakhir yang saya input. Ada kejadian luar biasa selama kurun waktu dua bulan ini.
Untuk tidak lupa, silakan baca dulu entri sebelumnya: Sebentuk Batu Cincin dari Guru Mulia (Maya) - Jilid II.
Nah kejadiannya beberapa waktu yang lalu, tepatnya di akhir bulan Februari, 2017, di mana saya pergi ke sebuah tempat berobat. Saya mengalami sakit pinggang yang luar biasa di pagi hari dan disarankan oleh seorang teman di kantor untuk berobat ke Pak 'D' di Sukabumi. Menurut teman saya, pak D sangat manjur dalam mengobati orang sakit, baik medis maupun non-medis (akibat guna-guna atau pun pengaruh jin jahat lainnya).
Singkat kata, ketika di sampai di rumah pak D tersebut, beliau masih banyak pasiennya, yah sekitar 4 orang lagi sebelum saya. Ketika baru menunggu 5-10 menit lamanya, tiba-tiba ada seorang perempuan (yang kemudian saya ketahui sebagai anak pak D), yang mengatakan bahwa pak D tidak dapat menerima tamu lagi karena beliau tiba-tiba muntah-muntah karena masuk angin. Kita diminta untuk pulang. Anehnya kepada tamu yang lain, disampaikan untuk kembali esok hari, tapi tidak kepada saya dan teman saya. Ini tentu mengecewakan saya.
Kemudian, karena sudah tanggung cuti kerja, dan tidak berhasil dengan pengobatan saya, saya berkunjung ke rumah seorang Ajengan (Kyai) di Cianjur, di dekat perbatasan dengan Kabupaten Sukabumi, yang lokasinya tidak jauh dengan lokasi kampung pak D, Ketika di rumah Ajengan Jejen, yang merupakan salah seorang pembimbing spiritual saya, beliau menyambut saya dengan sukacita, dan bertanya tumben saya datang dengan pendamping.
Ang Jen, panggilan akrab sang Ajengan, mengatakan, selain saya dan teman saya, ada 'energi lain' yang ikut saya. Saya yang merasa aneh, menceritakan bahwa saya baru saja berkunjung ke pak D, dengan niat berobat, dan ternyata gagal, karena pak D mendadak sakit masuk angin.
Sampai di sini, Ang Jen tertawa dan menjelaskan bahwa sangat baik bagi saya untuk tidak berobat kepada pak D, karena beliau menggunakan ilmu yang kurang baik, dan ada kuasa hitam/gelap yang membantu pak D dalam mengobati pasiennya. Kemudian, menurut Ang Jen, sakitnya pak D hari ini, disebabkan oleh saya, atau lebih tepatnya oleh pendamping yang mengikuti saya. Masih menurut Ang Jen, pendamping saya tersebut adalah khodam yang ada di batu yang saya pakai, yang seperti kita ketahui bersama, berasal dari Aceh.
Tentu saja, masih menurut Ang Jen, selain doa dari Abu di Aceh, yang menyertai batu ini, ada khodam yang sangat kuat aura dan powernya, yang tidak kalah kuatnya dengan energi doa sang Abu, yang kemungkinan adalah khodam ayat al Quran. Ang Jen menanyakan apakah belakangan ini saya secara khusus membacakan ayat suci tertentu yang ditujukan untuk 'mengisi' batu tersebut. Sepanjang yang saya paham, selama ini, cincin kesayangan saya ini saya selalu gunakan saat sholat, tanpa bermaksud mengisi ilmu atau apa pun. Hanya ketika berada di kamar mandi dan saat tidur saja, batu ini terpisah dari badan saya.
Ang Jen menyimpulkan bahwa meskipun saya tidak berniat mengisi batu tersebut, namun dikarenakan batu tersebut juga merupakan mahluk Allah, dan selalu berzikir kepada Allah, maka batu tersebut juga mampu beresonansi (memantulkan/menggemakan) energi baik yang kita kumpulkan, seperti bacaan ayat suci ketika kita sholat dsb. Energi-energi Illahiyah akibat zikir-zikir tersebut mempunyai frekwensi yang sama, sehingga saling menguatkan (untuk hal ini, saya sedikit ingat dengan pelajaran Fisika di SMP). Di akhir pertemuan, Ang Jen memohon kepada Allah agar energi baik yang berada dan mengiringi batu saya tersebut untuk tetap tinggal di batu tersebut, dan tidak bisa dihilangkan, kecuali ditambahkan power positifnya.
Sabtu, 07 Januari 2017
Sebentuk Batu Cincin dari Guru Mulia (Maya) - Jilid II
Membaca postingan saya di bulan Mei 2016, saya teringat kembali akan batu saya ini, yang merupakan salah satu kesayangan saya. Maklum, saya cuma punya 5 batu yang saya ikat, dan batu inilah yang paling sering saya pakai.
Ada hal yang aneh dari batu ini, yakni ketika diletakkan, batu ini terlihat mengkilap, dan sangat menarik hati. Namun, ketika dipakai, beberapa waktu kemudian, kilap akan memudar, dan batu tidak lagi mengkilap. Ketika batu itu dilepas beberapa lama, maka kilap batu tersebut akan kembali.
Saya menanyakan hal ini kepada seorang ahli kristal yang saya kenal, dan menurut beliau, batu ini bersifat menyerap, dan ketika dipakai, dia akan menyerap energi negatif yang dimiliki atau dipancarkan oleh orang yang menggunakannya. Ketika dicopot/dilepaskan, perlahan-lahan, batu ini melepaskan energi negatif yang telah dilepaskannya dan kilap dan keindahan alami batu ini akan kembali ke sediakala.
Kiranya ada yang berminat memanfaatkan batu ini, bisa 'meminjamnya' atau membelinya dari saya, karena saya sedang memerlukan uang untuk beberapa kebutuhan mendesak. Silakan WhatsApp atau telpon ke 082210339718. Mohon tidak menghina saya, karena saya sedang berikhtiar menyelesaikan permasalahan kehidupan saya. Saya mengharapkan penawaran langsung dari peminat, dan cocok atau tidaknya akan saya sampaikan. Pengganti batu ini diharapkan tinggi nilainya, karena nilai sentimental dari batu tersebut.
Rabu, 04 Januari 2017
Barang Tarikan (dari Gaib)
Sudah 4 tahun belakangan ini saya
aktif secara tidak langsung dengan praktek supranatural. Seorang teman kerja,
sebut saja namanya Sutar, mengenalkan saya dengan gurunya, Abah, yang ahli
dalam urusan supranatural dan ghaib. Urusan yang biasanya ditangani oleh Abah
adalah penyakit non medis akibat serangan gaib, baik yang dilakukan seseorang
(santet), atau pun akibat mahluk gaib yang memang mengganggu seseorang karena
hak-haknya terlanggar, seperti sembarangan dalam memotong pohon, meludah
sembarangan, tidak beruluk salam ketika memasuki daerah tertentu, dan lain
sebagainya.
Abah juga dapat membantu
menghilangkan gangguan ghaib dari sebuah properti yang menganggu pemilik atau
pun penghuni property tersebut. Jika di sebuah rumah ada penghuni ghaib yang
sering mengganggu, maka Abah dapat melakukan intervensi untuk menghentikan
gangguan tersebut, dengan cara-cara yang cukup unik (menurut saya). Dari praktek pertolongan yang
dilakukan oleh Abah, seringkali para murid dan pasiennya mendapatkan
benda-benda ghaib. Menurut Abah, benda-benda tersebut berasal dari mahkuk gaib
yang ‘dikalahkannya’ dalam upayanya membantu pasien atau muridnya.
Sering kali
benda-benda gaib yang didapat itu juga merupakan barang ‘kiriman’ dari musuh si
pasien yang tega berlaku keji untuk menyakiti atau membuat menderita pasien
abah. Bentuk dari benda-benda gaib tersebut beraneka ragam, seperti keris, cundrik, batu, paku,
minyak wangi, kembang, patung perunggu, kepala tombak, bahkan pocongan mini
yang isinya tanah dan rambut serta paku-paku berkarat. Benda-benda tersebut
bisa saja datang satu per satu dalam satu kasus, atau datang bersamaan dalam
satu kasus, tergantung apa yang bisa diwujudkan oleh Abah. Kawan saya Sutar,
dalam berbagai kasus yang dialaminya sering sekali mendapatkan batu akik dari
ghaib, dan olehnya, batu-batu akik tersebut seluruhnya dipasangi ‘emban’
(cincin) dan Sutar bangga dengan cincin-cincinnya tersebut.
Terlepas dari benar atau tidaknya
benda tersebut dari ghaib, dan sesuai atau tidaknya praktek yang dilakukan
Abah, saya melihat bahwa benda-benda yang ‘diberi’ atau ‘direbut’ dari gaib,
tidak ada yang mempunyai nilai estetika. Batu-batu cincin yang menjadi kebanggan
dari teman saya Sutar, tidak ada satu pun yang indah dan layak dijadikan
perhiasan. Kesemuanya berasal dari kasta terendah dari batu akik atau pun batu
mulia yang layak dijadikan perhiasan. Namun demikian, menurut Abah, batu-batu
tersebut mempunyai khasiat tertentu, karena diberikan oleh mahluk gaib yang
biasanya merupakan orang-orang ‘berilmu’ yang telah berpindah alam (mati). Ada batu
dari Syekh A, dengan khasiat pengasihan; ada batu akik dari Maulana B, dengan
khasiat meningkatkan kewibawaan dan lain sebagainya. Karena khasiat-khasiat
dari barang-barang tersebut, rekan saya dengan bangga selalu membuatkan ikatan
bagi batu-batu yang didapatkannya dari Abah, walaupun secara estetika dan
nilai, dapat dikatakan batu-batu tersebut tidak ada nilainya sama sekali. Di pasar
akik yang sangat terkenal di Jakarta Timur, batu-batu yang ‘ditarik’ Abah tersebut,
harganya hanya sekitar 10-25 ribu rupiah dan nilainya tidak meningkat, meskipun
Sutar mengikatnya dengan perak di pengrajin perak langganannya dengan harga per
ikatan 600 ribu rupiah.
Dari 'interaksi' dengan gaib selama
beberapa tahun belakangan ini, saya mempunyai hipotesa (kesimpulan sementara)
bahwa barang-barang hasil ‘tarikan’ dari alam gaib itu merupakan barang-barang jelek
yang sudah tidak lagi disukai oleh mahluk gaib yang dulu memilikinya. Dari pada
‘mahluk gaib’ tersebut kehilangan Batu Bacan kesukaannya (yang harganya masih
mahal), lebih baik dia berikan saja batu merah siam yang dulu pernah dia sukai,
karena sudah tidak bernilai.
Hipotesa di atas saya ambil dari
hasil pengajian saya dari Ustad saya dulu yang mengatakan bahwa mahluk gaib
dari bangsa jin juga mempunyai kesukaan yang sama dengan manusia dalam
menghargai batu-batu akik dan batu mulia. Bahkan mereka, bangsa Jin, rela
bertempat tinggal di batu tersebut, seperti pada batu Mirah Delima, yang hingga
saat ini masih dipercaya mempunyai khasiat luar biasa, dan harganya pun luar
biasa mahalnya.
Hingga saat ini, jikalau ada
orang yang membanggakan perhiasannya yang asalnya dari dunia gaib, maka saya
selalu berkata dalam hati bahwa barangnya pasti jelek, dan orang tersebut telah
dibodohi oleh Jin/mahluk gaib. Saya sendiri suka dengan barang tarikan, yang saya bisa "tarik" (minta dengan setengah memaksa) dari orang-orang yang saya kenal. Salah satunya cincin Yaman madu yang ada di blog ini juga.
Wallahua’alam bissawab.
Langganan:
Postingan (Atom)