Senin, 21 April 2014

Satu Set Perhiasan Giok Myanmar

Satu set perhiasan dari batu Giok ini berasal dari Myanmar, yang merupakan cendera mata dari pembesar negeri Myanmar kepada orang tua kami, saat kunjungan kerja ke Burma (nama Myanmar di tahun 1970-an).



Batu Giok perhiasan ini asli dan bukan suntikan (warna), apalagi imitasi. Kami telah berkonsultasi dengan ahli giok di beberapa tempat, namun tidak berkesempatan membuat sertifikat (terkendala pembiayaan). Giok ini diperkirakan berharga beberapa kali lipat dari penawaran kami, namun karena kebutuhan dana yang cepat, kami berniat melepasnya dengan harga Rp. 10 juta rupiah. Untuk yang berminat, silakan hubungi kami melalui WhatsApp, SMS atau telpon di 082210339718. Jika serius, kami masih berkenan untuk menegosiasikan harganya.

Rabu, 16 April 2014

Membantu Menjual Properti

Sepupu saya, sebut saja namanya Pipoy, bekerja sebagai broker properti di sebuah perusahaan properti ternama. Pipoy sedang dimintai pertolongan oleh kliennya untuk menjualkan asetnya, berupa lahan yang di atasnya berdiri sebuah rumah. Sang Klien, sebut saja pak Pur, sudah berusaha menjual rumah tersebut selama tiga (3) tahun, namun belum beruntung bertemu pembelinya. Akhirnya pak Pur meminta bantuan jasa Pipoy.

Ketika menerima order dari pak Pur, Pipoy menghubungi saya, untuk meminta bantuan dicarikan 'orang pintar' yang dapat membantu membuka aura properti tersebut, sehingga menarik perhatian calon pembeli. Iseng-iseng, saya bertanya mengenai rumah tersebut, dan jika tidak keberatan, meminta di antar ke rumah tersebut. Ketika melihat kondisi rumah tersebut secara langsung, saya menemukan akar masalah yang menghambat penjualan rumah tersebut. Dan dengan sedikit negosiasi trilateral antara saya, Pipoy dan pak Pur, kami bersepakat bahwa jika rumah tersebut terjual dalam jangka waktu 40 hari, maka pak Pur bersedia memberikan uang jasa sejumlah tertentu kepada saya. Namun jika melewati waktu tersebut, maka tidak ada kewajiban bagi pak Pur membayarkan apa pun kepada saya.

Setelah kesepakatan, saya melakukan sedikit 'ritual' (kontemplasi) dan mengintervensi energi yang ada di rumah tersebut, agar energi rumah tersebut tidak menghalangi terjadinya transaksi. Belum genap 3 minggu, aset milik pak Pur tersebut sudah berhasil menarik calon pembeli, dan sudah terjadi kesepakatan harga penjualannya; bahkan uang muka pun sudah dibayarkan.

Nah, kini saya tinggal tunggu pak Pur menjalankan kesepakatan kita, memberikan komisi penjualan kepada saya. 

Pengalaman yang bisa saya bagikan adalah:
  1. hati-hati ketika mencari bantuan 'orang pintar'. Terkadang mereka kerjanya hanya 'minteri' (bahasa Jawa: mengelabui) kliennya;
  2. untuk membantu orang lain, cara yang dilakukan, seharusnya tidak perlu dibungkus dengan cerita-cerita seram yang seringnya penting untuk disampaikan, agar ada pembenaran menetapkan uang jasa yang besar;
  3. jaminan atas jasa yang saya berikan adalah melalui cara pembayaran yang dilakukan setelah ada hasil atas pekerjaan yang saya lakukan.
Kalau mau tanya, silakan hubungi saya di email thewealthiestone@gmail.com atau melalui SMS ke 081310609365.

@bantujualpropertitanpamahal

Rabu, 02 April 2014

Mengusir Jin Pengganggu

Hari Senin yang baru lalu, ketika libur long weekend, kami sekeluarga berkunjung ke rumah kerabat di daerah Bintaro. Meskipun tidak jauh, namun ternyata lokasi rumah kerabat tersebut sudah berada di provinsi lain, yakni di provinsi Banten, tepatnya di Kota Tangerang Selatan.
Cuaca hari itu sangat panas, namun menjelang sore hari hujan mengguyur Bintaro dan sekitarnya dalam waktu yang sangat singkat, sesingkat 5 menit. Segera setelah itu, kondisi udara menjadi sangat lembab dan suhu udara menjadi lebih panas.
Karena kelembapan yang tinggi tersebut, keponakan kami yang baru berumur kurang dari 9 bulan, rewel dan moody. Satu saat dapat tersenyum dan tertawa-tawa, namun dalam sekejap menjadi sedih dan menangis, tanpa sebab yang jelas. Saya sebagai orang Jawa menganggap kondisi si anak sedang sumeng, atau meriang. Nenek dan kakek dari si kecil mengatakan si kecil abok, yang dalam bahasa Padang, memiliki arti yang sama dengan demam. Anehnya, si kecil TSR (nama keponakan kami), badannya tidak terasa panas.
Ketika menunaikan sholat Maghrib, setelah sejenak berzikir, nampak sosok menakutkan yang berdiri di depan pagar rumah kerabat kami tersebut, dan bagi saya yang terbiasa melihat sosok menakutkan, duduk perkara rewelnya di Talu menjadi jelas. Ternyata, ketika menjelang senja tadi, si kecil diajak bermain di halaman rumah, dan dengan suasana lembab, para setan (bhs arab: penggoda) dari golongan jin berkeliaran di sekitar rumah. Kondisi samar-samar, menjadi kondisi ideal dan disukai oleh para mahluk dari golongan jin, sehingga di sore hari yang lembap namun bersuhu panas tersebut, mereka pun keluar dari sarangnya dan berkeliaran, dan di antaranya ada yang 'tersesat' dan terlihat di alam manusia. Mereka-mereka yang 'tersesat' ini lah yang sering dilihat oleh mereka-mereka yang 'awas' (clairvoyance) dan juga anak-anak kecil (yang murni dan polos) yang tidak terdapat hijab (penghalang) antara inderanya dengan alam lain.
Mengetahui penyebab kerewelan keponakan tersebut, saya tahu yang harus dilakukan, dan dengan nikmat dari Allah SWT, si mahluk seram pergi dari tempat di mana dia menampakkan diri. Setelah itu, si kecil tidak lagi rewel dan moody, dan dapat tidur dengan nyenyak. Karena saya tidak mungkin melakukan ruqyah pada si anak (karena ketidakpercayaan orang tuanya dan saya kuatir dikatakan sok pintar atau sok ndukun), yang saya lakukan  terhadap si kecil adalah menghilangkan penyebab kerewelannya. Saya mengusir si jin penggoda!

Moral of the story:

  1. Jangan mudah menyalahkan kondisi seseorang, jikalau diperkirakan ada yang tidak beres. Cobalah melihat keluar (thinking out of the box);
  2. Nampaknya pesan orang tua jaman dulu benar adanya, untuk tidak bermain di luar di saat senja/maghrib/sambikolo. Di waktu yang remang-remang tersebut, para mahluk dari golongan jin menemukan kondisi ideal bagi mereka untuk beraktivitas.